Sebanyak apapun kau muntahkan
Kau akan selalu mual dan muntah
Muntahanmu takkan pernah usai
Hingga kau sumpal dengan wajah
Wajah yang berseri, wajah yang tersenyum
Wajah yang berkata semua baik-baik saja
Hingga kau sendirian dan tak ada mata
Yang mandang wajah sumpalan
Dan kembali mual dan muntah
Isi perutmu tak ada batas
Kau muntahkan cinta, rindu, dendam
Kau muntahkan rasa perih binasa
Kau muntahkan alam semesta
Kenapa tak henti kau pun tak paham
Akal tak bisa menjelaskan
Bagaimana muntah menjelma
Jadi kata, jadi gerak, jadi aksara
Dan dari muntah kau berbagi sengsara
Tidak ada nikmat yang dibawa
Sengsara kembaran samsara
Dan kau sadar, disitulah asal tiada
Pada ia yang kembali ke samsara
Dan membuatmu sengsara
Meratapi pusara
Lara
Ara
Ra
A
…
Kun fa ya kun!
Allah adalah segala
Ia adalah kita Ia adalah semesta
Ia kekal tak berawal dan tak berakhir
Maka semua kekal tak berawal tak berakhir
Kun fa ya kun!
Berubah bentuk bereinkarnasi menjadi jadi
Menjadi tanah, menjadi abu, menjadi udara
Menjadi batu menjadi ilmu menjadi lembu
Menjadi ini menjadi itu menjadi hampa dan
Menjadi ada menjadi tiada menjadikan kun!
Kun fa ya kun! Terjadi!
Kun fa ya kun! Mengada!
Kun fa ya kun! Meniada!
Innalilahi wa inna ilaihi raa ji’un!
Maka terjadilah ketiadaan…