
Ya Allah, Selamatkan kami dari Tusboler!
Mereka ada dimana-mana, ya Allah. Hafidz, anak hamba yang berusia 8 tahun menonton TV. Ia dan istri Hamba, Fatimah menonton lawakan yang membuat orang serumah tertawa-tawa setengah mati, ya Allah. Pembawa acaranya tusboler. Hamba paksa ganti saluran, acara musik, tusboler juga pembawa acaranya. Tusboler-tusboler itu lucu sekali, ya Allah! Anak-istri hamba tertawa-tawa ya Allah. Ampun Ya Allah. Hamba menahan tawa juga.
Hamba mengganti chanel TV, mencari acara anak-anak. Fatimah ngambek, lalu balik ke dapur untuk bikin makan malam. Hamba memaksa Hafidz untuk menonton Spongebob Squarepants saja. Tapi…Yaaaa Allah! Patrick dan Spongebob adalah Tusboler juga! Astagfirollahalazim! Patrick bentuknya segitiga freemansion! Hamba matikan TV, Ya Allah! Itu alat penyebar penyakit freemansion dan iluminati. Segitiga dan kotak, Patrick dan Spongebob! Hafidz menangis, hamba suruh main ke luar. Istri hamba keluar dari dapur dan menyuruh hamba beli garam dan minyak di alfa mart dekat rumah
Hamba keluar menuju Alfa mart dekat rumah. Tapi hamba merasa semakin tidak aman. Konon tanda-tanda tusboler adalah cara meliriknya. Yaa… Allah, hamba merasa tidak aman. Semua lelaki yang hamba lewati melirik pada hamba. Mereka pasti tusboler! Tatang, tetangga hamba sedang menggandeng istrinya jalan sore, tapi juga melirik pada hamba. Pasti dia juga diam-diam tusboler. Dia senyum-senyum. Kalo dia senggol, hamba akan pukul ya, Allah! Sumpah!
Hamba sampai ke Alfa Mart. Langsung mengambil garam dan minyak pesanan istri. Lalu ketika hamba menuju kasir…
“Pel!” Ada yang memanggil hamba. Namanya Anto, teman SMP hamba. “Apa kabar lu!?” Anto menyeramkan, Ya, Allah. Dia pakai kaos yang lehernya segitiga terbalik…illuminati, tusboler…. Kulitnya licin, cerah. Dia harum ya Allah, tapi parfumnya bukan parfum mesjid yang melati. Harum ini… harum ini… yaa Alllahh… melenakan, ini pasti pelet. “Alhamdulilah kabar gue baik, To.” Anjinglo homo.
“Pel, kebetulan gue ketemu elo.” Kata Anto. “Gue baru kenal sama dokter kulit bagus banget. Murah lagi. Dia bisa operasi murah. Kan dulu di kelas lo nanya gimana cara biar tompello bisa dioperasi. Nah, kalo mau dokter ini bisa bantu.” Anto berotot, perutnya rata. Brewoknya tipis dibentuk. “…bayarnya bisa nyicil, bahkan gratis kalo lo lagi nggak punya duit. Baik banget dokter ini.” Matanya coklat. Alisnya rapih. “Nih kartu namanya.”
Hah! Ya Allah, hamba baru sadar ia membicarakan dokter kulit. Dari omongannya ini Anto positif tusboler. Najis. Nanti pas hamba dioperasi, dibius, lalu hamba diperkosa. Naudzubilahminzalik. Amit-amit. “Nggak deh, To. Gue udah nerima kok kodrat tompel gue dari Allah.” Kafir najis. Anto kafir najis.
“Gue cabut dulu ya, bini gue nungguin garam di dapur.” Sebelom hamba tonjok dia, ya Allah. Lebih baik hamba pergi.
Adzan maghrib. Si Hafidz berlari ke rumah dan mengambil sarung lalu lari keluar, untuk Salat Magrib bersama teman-temannya. Alhamdulilah, terima kasih ya Allah telah memberikan karunia anak yang soleh. Fatimah ingin ke masjid tapi masakannya hampir selesai untuk makan malam hari itu. Jadi hamba bilang, kita berdua shalat di rumah saja. Ketika masakannya selesai, kami berwudhu dan salat magrib berjamaah di kamar. Romantis. Berdua saja.
Setelah salat, Fatimah mencium tangan hamba ya Allah. Lalu hamba angkat dia ke tempat tidur, hamba kunci pintu lalu hamba siap berjima’. Hamba ucapkan doa, dan hamba lepas mukenanya, hamba robek dasternya. Lalu hamba tempatkan dia dalam posisi Ijba. Dan hamba mulai Jima diantara Maghrib dan Isya. Sebelum Hafidz pulang.
Hamba adalah lelaki, Ya Allah. Hamba kuat! Hamba Perkasa! Hamba pemimpin! Hamba bayangkan pantai, supaya tidak cepat keluar. Hamba bayangkan pantai, angin, suaranya. Hamba bayangkan gunung-gunung dan segala kebesaranmu ya Allah. Hamba bayangkan senja. Senja di pantai. Hamba berlari di jingganya senja di pantai Ya, Allah. Keindahan yang kau ciptakan ya rabbi. Seindah punggung Fatimah, istri yang menerima hamba apa adanya. Peluhnya. Fatimah. Ah!
Fatimah menengok ke arah hamba, dan keindahan ilahi. Hamba melihat wajah istri hamba… Anto… alisnya… matanya yang coklat.
Astaghfirollahalazim.
Tapi hamba tak berhenti. Tanggung, sebelum Isya.
Washington DC, 30 Juni 2015. 14:44 pm