Bahagia itu sederhana banget. Itu cuma aliran hormon dan synapsis yang bekerja untuk bikin kamu merasakan kepuasan. Sumbernya, dari perut. Endorphine, serotonin. Cara paling mudah dapetnya, makan. Minum. ML/masturbasi, atur nafas dalam ritual/ibadah. Cara artifisial dapetinnya pake drugs, medication. Dan cara mengamplifikasinta dengan berbagi kebahagian dengan orang lain, apalagi yang kita sayang.

Tapi hari-hari ini di kota ini makin susah mendapat kebahagiaan. Makan nggak enak, tidur nggak enak, selalu diganggu kekhawatiran macam-macam. Dari pandemi, masalah kerja, masalah hutang, masalah tanggung jawab, dan idk, masalah peradaban? Dan mudah untuk terjebak dalam kesedihan. Akhirnya ya, cari cara bahagia.
Bahagia itu dibuat-buat kok. Bukan sesuatu yang harus dicari. Bahagia kayak bikin teh, kopi, atau olahraga. Pada akhirnya kita cuma harus selalu sadar kita dimana, sama siapa, sedang apa, dan menyadari bahwa hal yang membuat kita ga enak, baru saja berlalu. Kemarahan kita seharusnya ikut berlalu, kesedihan kita harusnya sudah lewat begitu masalah tadi lewat juga.
Susah memang, seringkali rasa sakit itu terbawa sampai lama. Kadang membekas jadi trauma. Kadang kita ketrigger, dan terbawa lagi ke sana. Makanya harus bener-bener dilatih, untuk membuat pabrik kebahagiaan di dalam diri kita.
Saya pun masih belajar. Dan semakin hari, reaksi saya semakin baik. Jauh dari sempurna, tapi ada perkembangan. Dan itu membahagiakan.
Website ini jalan dengan donasi. Kalau yang kamu baca bisa menghibur atau membantu kamu, traktir yang nulis kopi di sini: