Memoir, Racauan

Yang Bisa dan Tidak Bisa

Photo by Loc Dang on Pexels.com

Hari-hari ini saya berpikir tentang pengukuran diri. Standard saya yang tinggi bisa jadi relatif buat orang lain. Entah mereka tidak bisa mengejar, atau saya yang delusional. Saya pikir dengan bukti-bukti data, saya bisa bisa bilang saya tidak delusional: bahwasannya standard yang saya bawa, masih sejalan dengan apa yang ada di kenyataan tentang apa yang baik dan apa yang buruk dalam sebuah konteks: konteks produksi film, video dan turunannya; konteks kehidupan sehari-hari; konteks akademis; dan konteks moral.

Tapi semua jadi bermasalah kalau apa yang saya buat diangkat oleh masyarakat tapi tidak diangkat oleh orang-orang terdekat saya. Maka saya mau tidak mau harus membatasi diri, membatasi keinginan kontrol saya pada orang lain. You do you, I do mine. Batas itu kecil, dan untuk memperbesarnya saya perlu lebih banyak orang seperti saya.

Jelas ini hal yang sulit. Tapi tetap saya perjuangkan. Sejauh ini saya akan selalu hengkang ketika saya diharuskan merendahkan standard saya sendiri buat orang lain. Ekspektasi saya akan orang lain yang sudah rendah, membuat saya harus kerja berkali-kali lipat untuk angkat standard itu. Ini terdengar sangat narsis, tapi sesungguhnya tidak. Saya cuma ingin hidup dengan pantas, dan menolak dibawa jatuh oleh orang lain. Maka lakumdinukum waliyadin. You do you, I do mine.

Kadang saya merasa saya kurang belajar; belajar pasrah, belajar menerima, belajar sabar dalam menghadapi sebuah situasi. Kadang saya merasa saya terlalu cepat mengambil kesimpulan. Tapi ketika saya tidak pasrah, tidak menerima dan tidak sabar, saya justru mendapatkan pencerahan. Pencerahan ini didapat dari refleksi diri ketika kalah atau harus mengalah. Saya suka mengamati dan berpikir. Maka terlihatlah struktur yang membuat saya tidak nyaman. Perlahan saya sadar, orang tidak punya pilihan. Orang terjebak dalam sistem dan strukur—sayapun begitu. Maka saya berusaha membongkar, mendekonstruksi struktur yang mengekang saya. Caranya: perlahan buat struktur baru, yang bisa memberi saya dan kawan-kawan senasib sepenanggungan sesuatu yang tidak bisa diberikan struktur yang lama. Kawan-kawan senasib sepenanggungan, inilah yang harus dicari. Jika tidak ketemu, mungkin saya kurang adaptif. Rendahkan ekspektasi sedikit dan kita akan ketemu orang-orang yang sama seperti kita, namun standarnya rendah. Lalu kita bangun struktur yang bisa menaikan standar mereka, hingga standar kita juga naik.

Saya melihat banyak masalah di dunia yang saya suka: dunia kesenian di Indonesia khususnya teater dan film. Di teater saya sudah menyerah untuk mengejar standar dari orang lain yang katanya maju. Standar broadway, misalnya. Mata saya terbuka melihat dunia teater lain di Indonesia yang sangat relevan dengan konteks hidup para pelakunya: dunia wayang orang di kampung. Lalu di film, saya tidak menemukan sistem dan struktur yang sesuai dengan saya. Saya coba belajar dengan mengajar, dengan membuat produksi film dalam hidup saya seperti laboratorium dan sekolah. Terus menerus cara produksi diperbaiki, SOP dibuat, standard ditingkatkan tidak dengan tekanan tapi dengan evaluasi dan perjanjian-perjanjian pra kerja yang dibuat sambil workshop dan sambil belajar kritis. MondiBlanc film workshop dibuat dengan semangat ini. Hingga sekarang, ketika ratusan anggotanya banyak yang sudah ada di Industri dan saya harap bisa ikut membuat industri film dan media secara khusus, dan dunia kerja secara umum lebih baik dan bermartabat.

Semoga masih bisa membantu, dan tidak menyusahkan. Semoga bisa mengangkat dan tidak membebani. Karena jika menyusahkan dan membebani, mungkin saya harus pindah kerjaan, atau mereka yang pindah.

***

Terima kasih sudah membaca. Tulisan ini dibuat tanpa bantuan AGI sama sekali. Ini adalah otentik tulisan saya. Jika kamu suka yang kamu baca, silahkan traktir saya kopi.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.