Mungkinkah aku tak sedih
ketika darahmu mendidih
karena hidup begitu pedih
dan semua suara jadi lirih
perih
Pun punuk pelantun
puisi padang pualam!
Subuh bagimu kelam
temaram teramat keramat
ibadahmu, Naar!
Dosamu, Jannah!
bualan bulan bulanan
bumi batu batin beku
Dan kau tak bisa lagi teriak
“Merdeka” atau “Ahad!”
Tak ada versa tak ada makna
tak ada ada, yang ada nihil
Hutang hulu hulubalang
Hilang Hilir Hidup
Masih sudikah kau bercinta
kalau kau tahu nihil
sudikah mencipta
kalau kau tahu nihil
sudikah bersuka berduka bersua berdua
kalau kau tahu nihil?
nol satu nol satu
esa non esa non
Aih, kau lupa!
bahwa nol dan satu
tercipta dari aku
untuk kau!