
Dalam kegamangan lampu kota mengabur
jadi rintik hujan yang kau biarkan menetes
di matamu yang terbuka.
Musik elektronik mengalun dari angkot-angkot menyala diskotik
mesin di dalam mesin menjadi mesin
dan di sela-sela otomatisme kau cari sisi analog dari kota ini
Digitalisasi yang kau tolak,
hidup tak hendak dihitung
tak lengkang dalam angka
umur, tanggal, presentase tenaga kerja
statistik pertumbuhan ekonomi
atau kendali populasi
Kerna tak semua berima,
kata yang tertebak tidak menunjukkan kecerdasanmu.
Jika kau sudah paham dan dapat menebak
artinya itu pekerjaan mudah
Bantal dan ruang kosong di ranjang sempit
kau sengaja sisakan biar cinta dan melankolia tetap hidup melebihi hidup
melebihi segala struktur dan sistem yang menjebakmu
melebihi matriks linguistik dan algoritma
melebihi fisika dan kuantum yang konon tanpa batas
Karena semesta di dalam sama luasnya dengan di luar angkasa
tak terhingga batas-batas yang bisa kau buat
dan kau langgar sendiri.
Mari berbuah lagi
ciptakan adam, malaikat, setan dan semesta
yang konseptual dan otentik
Lupakan imitasi, buat agitasi
buka pikiran terhadap kesempitan semesta proletariat
Kereta terus berjalan
kapan kau mau loncat?