Berlari, belantara tidak berpikir tentang janinmu
padahal kau selalu menganggap dirimu tanah, bumi, yang subur
yang sakit ketika harapan-harapan gugur
tanpa pernah lahir tanpa pernah terkubur
Bercak-bercak darah
serpihan-serpihan benih
berserakan di lapangan bunga
dan membunuh semua yang hidup
Dasar bodoh,
Alam tidak akan peduli kesakitan, kenikmatan
Ia tidak menangis, tidak mengeluh,
ia tidak mengadili atau menghukum
ia tidak pasif tidak juga aktif
ketika ia muntah bencana dan membunuh kita semua
ketika kiamat yang kau imani itu datang
Ibu kita pertiwi akan tetap kokoh dan melahirkan dan membunuh
tanpa perasaan, tanpa apa. Terus mengada dan menghilang.
Tidak seperti kau!
Makhluk jalang fana, yang bersembunyi di balik
simbol-simbol kepalsuan yang kau buat di atas wajahmu
Lihat!
Langit biru, terik, angin menghilang
akan ada badai datang, sayang
Kau tak mungkin jadi ibu pertiwi
kalau selalu takut badai
Semoga anak itu mati sebelum lahir,
Dan jadilah ia manusia paling beruntung.
Karena ibu sepertimu, adalah bencana
Kau pikir kenapa aku lari?
Washington DC, 12 Juli.
Suka 🙂
Terima kasih.