Berikut 10 banyolan yang saya dengar di kuliah umum Žižek, saya terjemahkan dan parafrasa. Beberapa lelucon ini sudah ada dalam buku Žižek’s Jokes, dan ia menceritakannya dengan narasi yang hampir sama sebagai ice breaker selama kuliah umum.
- Yesus dan Maria Magdalena
Malam sebelum Yesus ditahan dan disalib, para pengikut Yesus sangat khawatir. Yesus masih perjaka, tidakkah lebih bagus ia merasakan kenikmatan seksual sebelum mati? Jadi mereka meminta Maria Magdalena untuk pergi ke tenda tempat Yesus istirahat dan merayu Yesus. Tentu Maria senang melakukannya, dan ia masuk ke tenda Yesus. Lima menit kemudian, Maria berlari keluar, berteriak, dengan ngeri dan marah. Para pengikut Yesus bertanya apa yang salah dan ia menjelaskan: “Aku membuka pakaianku perlahan, lalu membuka selangkanku, dan menunjukan vaginaku; Yesus melihatnya dan bilang, ‘Luka yang parah sekali! Harus disembuhkan!’ dan ia tempatkan telapak tangannya di vaginaku, lalu aku kembali perawan!”
Jadi hati-hatilah ketika ingin menyembuhkan luka orang lain—bagaimana jika ada orang yang menikmati lukanya?

- Yesus dan Tiger Woods
Untuk santai setelah seharian dakwah dan bikin mukjizat, Yesus memutuskan untuk istirahat sejenak di pantai Laut Galilee. Ketika sedang bermain golf dengan salah satu muridnya, ada salah satu sasaran paling sulit; setelah Yesus memukul, bola selalu mendarat di laut, jadi dia melakukan trik sulap utamanya dengan jalan di air dan memungut bola itu. Saat Yesus ingin memukul lagi, muridnya berkata bahwa itu sasaran yang sulit, cuma Tiger Woods yang bisa melakukannya. Yesus menjawab, “Apa-apaan! Aku anak Tuhan, aku bisa lakukan apa yang Tiger Woods bisa lakukan!” Lalu ia memukul bola itu lagi. Bolanya lagi-lagi mendarat di air, jadi Yesus berjalan lagi di permukaan air untuk mengambilnya. Tiba-tiba satu grup turis Amerika jalan-jalan di pantai itu, dan melihat Yesus jalan di air. Si turis bilang, “Apa-apaan orang itu? Dia pikir dia Yesus?” Kata sang murid: “Nggak. Si bajingan itu pikir dia Tiger Woods!”
Intinya, bahkan Tuhan saja tidak bisa memaksa untuk jadi bukan Tuhan, apalagi kita?

- Orang Indian
Waktu saya ke Montana untuk mengunjungi rumah kelahiran sutradara favorit saya, David Lynch, saya bertemu orang…Native American. Salah seorang dari mereka bilang pada saya, ”Kami sebenarnya lebih suka dipanggil dengan sebutan Indian, karena itu adalah monumen kegoblokan orang kulit putih.”
- Pilih Cowok Bego
Kamu tahu, kalau kamu cewek—sorry, saya seksis, tapi banyak cewek cantik di sini, hehehe [ia melihat ke mbak-mbak baju biru yang suangat cantik yang duduk paling depan]. Anggaplah kamu punya dua cowok. Salah satu dari mereka bilang, “Dengar, perempuan itu harus mengabdi pada lelaki. Aku kerja, kamu di rumah. Kamu cuci kaus kakiku, dst.” Terus kamu gantian pacaran ke cowok kamu yang lain yang bilang, “Kamu tahu, kalian perempuan punya perilaku hollistik pad alam. Kami lelaki adalah subjek Cartesian yang mengeksploitasi alam—sementara kamu berdialog dengan alam—“ Saran saya kamu pilih yang pertama aja. Kamu punya kesempatan buat re-edukasi yang pertama. Kalo kamu dapet cowok kedua, mending kamu beresin barang-barangmu dan kamu kabur secepat mungkin. Saya nggak bercanda ini.
- Jangan ke intinya
Ada adegan dalam sebuah film Ewan McGregor, jaman dulu ketika ia masih jadi pahlawan kelas pekerja. Di film itu dia mengantar seorang cewek pulang, dan si cewek nanya, “Mau mampir dulu nggak? Ngopi?”
Si cowok bales, “Duh, saya nggak minum kopi.”
Si cewek bilang, “Bagus, kopi saya juga abis.” Terus mereka ke kamar buat ‘ngopi.’
Sendainya dia bilang frontal, aku ingin ML sama kamu, pasti malah batal ML-nya.

- Tarian Kematian
Di tengah abad sembilan belas, ada ekspedisi antropologi Eropa yang menjelajahi Guinea Tengah. Karena mereka dengar ada suku yang mengerikan di sana. Mereka menarikan tarian kematian dengan topeng hitam. Setelah perjalanan panjang, para antropolog tiba di sana dan bertemu suku tersebut. Dengan bahasa yang terbata-bata mereka menjelaskan maksud kedatangannya dan apa yang ingin mereka lihat. Besoknya suku tersenut menampilkan tarian kematian itu untuk para antropolog. Mereka begitu terkesima. Di laporannya mereka tulis bagaimana suku ini punya laku yang otentik pada kematian, bagaimana kematian begitu bernilai di suku mereka. Jadi para antropolog meninggalkan desa, kembali ke peradaban mereka dan membuat laporan antropologi yang bagus.
Semua baik, keculi satu masalah. Satu dekade kemudian, ada grup antropologi lain yang masuk ke kampung yang sama. Mereka tinggal lama di sana, dan belajar bahasanya sedetil-detilnya dan di situlah mereka tahu kisah sebenarnya. Ketika grup pertama sampai di sana, orang-orang tribal bingung bagaimana caranya menunjukkan keramahan mereka. Jadi setelah melihat penjelasan tamu mereka itu mereka pikir, “Oh orang-orang ini mau lihat tarian kematian gila.” Jadi malamnya suku itu rapat untuk mengarang tarian kematian yang diminta tamunya. Mereka sama sekali nggak tahu atau mengerti mereka nari apa, mereka cuma pura-pura gila.

- Keakraban Yugoslavia
Di Yugoslavia sebelum ketegangan etnis meledak di tengah dekade 80-an, saya ingat bertemu kawan-kawan dari Montenegro, Bosnia, Serbia… kami orang Yugoslavia pasti punya klise-klise rasis yang kami ceritakan tentang kami sendiri ke kawan-kawan kami dari tempat lain.
Kami orang Slavic terkenal pelit. Ada cerita seorang petani tua yang kaya sedang sekarat, seluruh keluarga berkumpul di kamarnya. Dia bilang, “Kalian semua keluargaku sudah di sini? Cucu-cucuku? Anakku?” Keluarganya menjawab, “Sudah, Ayah.”
“Lalu kenapa lampu ruang tamu masih nyala, boros!”
Montenegro distereotipekan sebagai orang malas, sangat malas. Jadi daerah Montenegro terkenal sebagai daerah rawan gempa. Kamu tahu bagaimana pria Montenegro masturbasi? Ia gali lubang di tanah, masukan penisnya, lalu tunggu gempa bumi.
Kalau orang Bosnia terkenal secara primitif dan licik terobsesi pada seks. Mereka punya lelucon menanggapi bantuan Eropa setelah perang, ada guru-guru yang dikirim sebagai guru modern. Di beberapa ada guru yang bilang, “Sekarang saya akan mengajarkan anda musik klasik, tapi tidak dalam cara tradisional. Caranya, kalian harus kasih saya imaji, motivasi dan judul komposisi Beethoven yang pas dengan imaji dan motivasi itu.”
Pertama ada murid lelaki yang bilang, “Revolusi, kehormatan, Third Symphony pastinya. “ Lalu ada murid perempuan, “Sungai, hutan, blabla, Pasteurized symphony, “ lalu ada orang Bosnia berdiri dan bilang, “Penis yang panjang dan besar, Fur Elise (Untuk Eliza).”

- Solidaritas Cowok
Keakraban seringkali ditunjukan dengan kode-kode personal masa lalu. Solidaritas laki-laki dengan menukar-nukar perempuan. Ketika saya masih di militer saya punya kawan seorang prajurit Albania yang setiap pagi suka bilang, “Aku e***t ibumu.” Saya ngerti maksudnya dia mau jadi teman saya. Saya juga tahu dia mau saya balas dengan kejorokan yang mirip, “Nggak apa-apa,,” kata saya, “tapi nanti tapi setelah saya selesai ML sama Dede-mu.” Sekarang ketika kami bertemu, dia akan menyapa, “ibumu, “ dan saya menyapa balik, “dede-mu.”
Saya bilang pada teman-teman feminis saya, kalau mereka selalu boleh membalas dengan, “Aku pake suamimu, kamu pake abangku.” Tapi entah kenapa mereka tak mau melakukannya.
- Negative Determinis Hegel I: Kafe
Ada satu adegan di salah satu film Ernst Lubitsch:
Seorang pria masuk ke kafe. Ia bilang pada pelayan, “Saya pesan kopi tanpa krim.” Si pelayan menjawab, “Maaf pak, kami nggak punya krim di sini, adanya susu. Apa bapak mau kopi tanpa susu saja?”

Walaupun sama-sama kopi, tapi kopi tanpa susu berbeda dengan kopi tanpa krim karena kopi tanpa krim akan merusak identitas kafe yang menyediakan susu. Idealisme deterministik Hegel adakah ketepatan logika itu.
Padahal sebenarnya tak masalah, cuma banyak orang mempermasalahkan ini. Seperti Stalin, misalnya:
- Kesopanan Stalin
Bayangkan anda ada di dalam sebuah siding yang dipimpin Stalin. Lalu ada seorang yang berteriak-teriak mengkritik Stalin. Ia dihentikan oleh orang lain, yang juga berteriak, “Hey! Stalin tidak boleh dikritik!”
Kira-kira siapa yang akan mati duluan? Tentunya yang kedua, yaitu orang yang bilang Stalin tidak boleh dikritik. Karena walau Stalin tidak boleh dikritik, yang lebih tidak boleh lagi adalah menunjukkan kepada umum bahwa Stalin tidak boleh dikritik.
[Ini persis sama dengan Orde Baru Indonesia yang mengaku Demokrasi tapi cuma punya tiga partai, yang dua boneka, dan Partai dan Presiden yang sama selalu menang tiap pemilu. Mengkritik Soeharto bisa dipenjara, tapi bilang bahwa Soeharto tidak boleh dikritik taruhannya nyawa].

Reblogged this on Swings & Blues and commented:
You have all rights to be lazy, but plis don’t wait for next earthquake just to jerk-off #ups 😀
The right to be lazy… like Montenegrins! 😀
Segar 😉
Iye emang. Hahahhaha…