Eksistensialisme, English, Memoir, Puisi, Racauan

Living is Easy with Eyes Closed…

wpid-20150318_175850.jpg

I want everybody to see what I can’t see.

The faith and the belief that everybody have feelings. Including you people.

You people are seen as you want them to see you: cheap, marginalized, exploited, evil, poor.

But I refuse to believe thay because you people survived. As people. Not as animal.

You have love and loved. You have happiness and sadness, in between them you have good and evil. In between good and evil you have calculation and logical reasons of your own.

No matter how error and full of fallacy from common logic, no matter how illogical, it is your own reason.

And if one care to see the bigger context one will understand them. One will know thay if one put themselves in your shoes, one will be you and nothing else. Everybody’s not free. Everybody bound to existence.

I can’t see that right know. My eyes are common eyes like yours or theirs. But I believe its there: the story of being human. I want to see that. And share that. We will meet again. And we will prove to them, that they are us.

Like you are me.

Cinta, Eksistensialisme, Puisi

Jangan Sampai Mereka Menuju Malam

Strangers in The Night

Inilah titik itu,
mereka yang hidup dalam diriku
harus mati dalam diriku

Pria-pria dan wanita-wanita
yang lahir dan besar di kala senja
harus tinggal di kala senja

Jika mereka mengikuti malam
dan muncul dalam mimpiku
maka tidurku jadi kelam
egoku tenggelam
cekam
hitam
malam
ma
la
m
al
am
malam
kusam
lebam
jadi jahanam
ketika jaga aku muram
karena mimpi jadi haram
Jika mereka mengikuti malam

Wajahku ditampar kenyataan
dan mereka takkan pedulikan
aku yang mampus dikoyak keramaian
mati dan hidup demi sebuah jalan

yang tak sudi diambil orang
penuh rintangan dan lubang
dan berakhir di sebuah jurang
dasarnya jauh tak berujung

Pria-pria dan wanita-wanita
yang lahir di kala senja
ikut malam dan membawa
aku serta ke jurang sana

Karena mereka sepi dalam ramai
cinta mereka tak pernah sampai

salahku, mereka menggugat
salahku, mereka mengumpat

Maka kutahan mereka di kala senja
agar mereka tetap remaja
dan mereka tetap mencinta
hingga nanti aku lupa
bahwa akulah mereka

Aku tak pernah merdeka.