Anthropology, Filsafat, Kurasi/Kritik, Politik, Racauan

PELONCO (extended version)

In The Miracle Years: IPPHOS photographs from the period of struggle for Independence 1945-1950
foto: historia.id

Jika perpeloncoan adalah sebuah tindakan kejahatan oleh yang kuat kepada yang lemah, sebuah pelecehan dengan menggunakan kekerasan fisik dan mental yang berujung pada luka psikis bahkan kematian, maka perpeloncoan adalah masalah yang perlu dihilangkan dari muka bumi ini. Tapi masalahnya definisi barusan bukanlah perpeloncoan. Menurut KBBI Daring:

pelonco 1/pe·lon·co / Jw 1 v pengenalan dan penghayatan situasi lingkungan baru dng mengendapkan (mengikis) tata pikiran yg dimiliki sebelumnya;2 a gundul tidak berambut (tt kepala);
memelonco/me·me·lon·co/ v 1 menjadikan seseorang tabah dan terlatih serta mengenal dan menghayati situasi di lingkungan baru dng penggemblengan: para mahasiswa senior sedang ~ mahasiswa baru2 menggunduli (tt rambut di kepala);

Kalau kita melihat Surat Edaran Mendikbud Anies Baswedan No. 59389/MPK/PD/TAHUN 2015 tentang pencegahan perpeloncoan kepada orientasi peserta didik baru, kita boleh curiga, jangan-jangan Bapak Mendikbud yang senyumnya hangat dan retorikanya mantap itu belum cek KBBI ketika ia membuat surat edaran itu, atau bisa juga KBBI yang tak pernah memperbaharui kata ‘pelonco’ yang sudah mengalami peyorasi yang parah di realitas kita sehari-hari.

Baca lebih lanjut

Anthropology, Politik, Racauan

Racauan soal TK di I

Sumber Foto: Detik
Sumber Foto: Detik

Kalo tenaga kerja ahli dari luar udah masuk, bisa ngajarin orang sini, tapi orang sininya pas udah jago dibayar 1/10 tenaga ahli mah sama juga boong.

Terus lu pake nanya kenapa orang2 pinter Indonesia banyak yg ga punya nasionalisme dan pengabdian?

Status FB hari ini

Banyak keluhan kita-kita soal persaingan tak sehat antara pekerja profesional kelas menengah Indonesia, dengan mereka yang menyebut dirinya ‘expat’. Masalah inferioritas muncul dari karyawan sampai ke manajemen, yaitu melihat bahwa mereka yang berasal dari luar dihargai lebih dari yang lokal. Ini bukan hanya berlaku bagi bule, tapi juga bagi kawan-kawan lain dari Asia, seperti Filipina misalnya.

Baca lebih lanjut

Anthropology, Kurasi/Kritik, Teater

Wayang Orang Rock Ekalaya: Ketika Rock yang Sakral Menumbalkan Tradisi dan Diri Sendiri

Tulisan ini pernah dimuat di Jakartabeat, 19 Maret 2014. Ulasan ini akan coba mengupas satu persatu relevansi cerita Ekalaya dari Mahabarata dengan musik Rock Indonesia, bagaimana konsep kesakralan Rock di Indonesia ditampilkan dan bagaimana acara ini membuat tradisi wayang orang dijadikan tumbal untuk menjaga kesakralan Rock tersebut.

Baca lebih lanjut