Ini bukan satir, bukan ramalan. Ini teori konspirasi yang berdasarkan logika dengan semua kecurangan yang dihalalkan hukum dan politik Indonesia saat ini. Pemilu kali ini Prabowo Gibran menang, karena persiapannya matang. Tapi kemenangan sebenarnya adalah kemenangan Jokowi untuk berkuasa di periode 3 dengan presiden boneka, atau dia sendiri yang maju. Yang dikorbankan: biasa lah, rakyat Indonesia. Kamu dan saya yang milih siapapun.
Banyak orang pasti cukup setuju bahwa politik Indonesia itu menyeramkan. Bahwasannya sebuah visi-misi jangka panjang dari sebuah kelompok penguasa, tidak pernah benar-benar bisa terwujud dengan baik: setiap ganti penguasa, perubahan seringkali dilakukan dengan kasar, berantakan, dan banyak proyek mangkrak hingga ‘kemajuan’ versi sang penguasa terhalang. Maka Jokowi, seperti bung Karno dan pak Harto, minta encore jabatan mulai dari periode ketiga, sampai nanti mungkin demokrasi terpimpin atau pelita repelita 32 tahun plus plus.
Tentunya dengan sejarah kita yang berdarah, dari perang kemerdekaan, banyak kerusuhan, pembantaian, penculikan, pembungkaman, ini jadi sulit. Kebanyakan kita yang waras tak bisa terima pemimpin yang terlalu lama berkuasa. Tapi nampaknya 26 tahun sejak reformasi, orang sudah pada lupa pada kejamnya orde baru, walau traumanya sebenarnya masih ada. Kelupaan ini tentu dilakukan pelan-pelan, lewat “revolusi mental” yang membuat “devolusi mental” atau keterbelakangan mental, sebuah kepikunan massal yang mematikan kemanusiaan kita pada bahayanya tirani dan politik dinasti.
Devolusi mental ini dilakukan perlahan tapi pasti, dan pandemi sedikit banyak memberikan amnesia itu. Seperti orang kena covid, lidah kita kebas, dan kita gagal mencium bau busuk pemerintahan Jokowi yang sebenarnya sudah lama anyep. Akhirnya rekayasa periode 3 atau pemerintahan demokrasi terpimpin atau seumur hidup jadi imajinasi yang sangat mungkin terjadi, dengan pemilu satu putaran atau kemenangan Prabowo-Gibran.
Ini teori konspirasinya:
Pemilu 14 Februari 2024, memenangkan Prabowo Gibran 1 putaran karena formulir C1 banyak hilang, pemaksaan, suap, money politics, pemerasan dengan kasus, penanaman penjabat di daerah, sudah pasti mengunci hasil. Lalu berikut skenario setelah mereka menang. Saat ini, tiga skenario ini fiksi, semoga tidak terjadi.
Skenario 1: Prabowo Presiden, Gibran Wapres. Proyek dan aset terlindungi, investasi berlanjut, bisnis jalan, tapi pasti ada protes. Anies-Ganjar maju ke Bawaslu yang lemah lalu ke MK, tapi MK sudah keropos. Rakyat marah, protes tambah parah. Jokowi dan Presiden Prabowo, bicara dengan para koalisi dan capres gagal, bagi-bagi kue, lalu masyarakat diredam oleh Anies, Ganjar, dan para koalisi karena kue sudah dibagi-bagi. Selesai, tamat, semua senang semua menang, kecuali rakyat dan negara Indonesia yang berubah jadi negara kekuasaan, bukan negara hukum. Hukum baru akan didikte para penguasa. Jokowi Menang.
Skenario 2: Prabowo Presiden, Gibran Wapres. Proyek dan aset terlindungi, investasi berlanjut, bisnis jalan, tapi pasti ada protes. Anies-Ganjar maju ke Bawaslu yang lemah lalu ke MK, tapi MK sudah keropos. Rakyat marah, protes tambah parah. Jokowi, Presiden Prabowo, bicara dengan para koalisi dan capres gagal untuk bagi-bagi kue tapi mereka menolak, dan Anies-Ganjar-Koalisi ikut protes membakar semangat Massa. Polisi dan tentara turun. Banyak yang mati atau hilang, ekonomi terguncang, maka Jokowi terpaksa ambil alih lagi kekuasaan dari Presiden Prabowo. Dengan berat hati ia turun ke jalan dan hendak memperbaiki situasi dengan tetap jadi presiden, untuk periode tiga, sampai situasi kondusif dan pemilu jurdil bisa diulang. Jokowi menang.
Skenario 3: Prabowo Presiden, Gibran Wapres. Proyek dan aset terlindungi, investasi berlanjut, bisnis jalan, tapi pasti ada protes. Anies-Ganjar maju ke Bawaslu yang lemah lalu ke MK, tapi MK sudah keropos. Rakyat marah, protes tambah parah. Jokowi, Prabowo, bicara dengan para koalisi dan capres untuk bagi-bagi kue tapi mereka menolak, dan Anies-Ganjar-Koalisi ikut protes membakar semangat Massa. Polisi dan tentara turun. Banyak yang mati atau hilang, ekonomi terguncang, Jokowi berusaha menenangkan, tapi gagal. Dalam waktu setahun banyak mati, hilang, kekacauan luar biasa hingga mahasiswa dan massa rusuh dimana-mana, gen Z akhirnya tahu rasanya diinjak sepatu lars tentara dan perihnya gas air mata, peluru karet, dan beberapa timah panas, cina-cina menengah bawah jadi korban seperti biasa tiap rusuh jadi pada pindah ke luar negeri atau sembunyi seperti Yahudi di jaman Nazi. Sampai akhirnya internasional ikut campur, akhirnya Prabowo dipaksa berhenti, dan Gibran disumpah jadi presiden. Jokowi menang.
Jadi apapun yang terjadi, Jokowi tetap menang.
SKAK MAT.
Terima kasih telah membaca sampai habis. Website ini jalan dengan sumbangan, iklannya tak menghasilkan, dengan lisensi Creative Commons, Atribution, Non commercial. Kamu boleh pakai konten ini selama memberikan link sumber dan bukan untuk tujuan komersial. Kalau kamu suka dengan yang kamu baca, silahkan traktir saya kopi murah.
Semua orang yang tinggal di Jalan Kaki Lima, Desa Sukasari, Kecamatan Setiabudi, memanggil penjual nasi uduk/kunung di depan pos kamling dengan sebutan ‘Simbok’. Nama panggilan tersebut telah begitu saja menjadi identitasnya sehingga semua orang tak sadar bahwa itu bukan nama aslinya. Bahkan Pak RT saja, orang yang mengurus dokumen kepindahan Simbok dua tahun lalu, lupa bahwa Simbok punya nama asli. Simbok, bagaimanapun, tak keberatan dipanggil apa pun selama kehidupannya damai sentosa.
Selain menjual nasi uduk/kuning standard berisi tempe orek, telur dadar suwir dan bihun, Simbok juga menjual lauk lain. Seperti, telur rebus dan tongkol balado, serta ayam kecap dan ayam sambal padang. Gerainya di depan pos kamling sederhana, yaitu hanya terdiri dari meja untuk menaruh wadah lauk dan kursi untuk menaruh termos nasi. Jam buka gerai dimulai dari pukul 6 lewat sedikit sampai pukul 8.30. Tapi, jika kau baru datang pada pukul 8, kau mungkin hanya bisa membeli sisa lauknya atau bahkan sudah kehabisan kalau kau sedang kurang beruntung.
Warung Simbok begitu laris. Bukan hanya karena rasanya enak, tapi harganya juga murah meriah serta porsinya besar. Sungguh surga, terutama bagi para pemuda-pemudi indekos yang banyak tinggal di daerah itu. Sekarang tahun 2017, tapi dengan harga 6 ribu rupiah kau sudah bisa menambah satu butir telur atau ikan tongkol balado ke dalam nasi udukmu. Jika kau membeli seharga 8 ribu, kau bisa menambahnya lagi dengan satu ayam, atau dua jika hanya ayam yang kau beli.
Semua orang yang baru pertama kali makan di warung Simbok terkejut mengetahui harga dan melihat betapa dermawannya porsi nasi uduk/kuning yang mereka terima. Beberapa orang khawatir kalau-kalau Simbok tak akan dapat untung. Meskipun ukuran paha dan sayap ayam Simbok terbilang kecil, penjual lain menghargai sebungkus nasi uduk berisi tempe orek/bihun/telur suwir dan telur balado mereka minimal 8 ribu. Saking terlalu murahnya, ada juga yang mempertanyakan kwalitas ayam yang Simbok gunakan. Meski begitu, investigasi lebih lanjut tak dilakukan. Pembeli yang merasa sangsi itu pernah menemukan sehelai rambut di ayam kecap Simbok. Ia simpulkan, kurangnya kebersihan adalah penyebab harganya yang murah. Dan selayaknya penghuni indekos bokek, ia tak keberatan karena toh ia bisa membuang rambut itu.
Rumah Simbok berada di Gang Hamsad I yang ada di sebrang pos kamling. Letaknya tak terlalu dalam, mungkin hanya 80 meter dari pintu gang. Karena itu, ia tak kesulitan meskipun setiap pagi bulak-balik membawa dagangannya ke depan pos kamling sendirian.
Aktivitas Simbok pada umumnya adalah pergi ke pasar pukul 19.00 dan kembali ke rumahnya pada pukul 21.30. Kemudian, ia mencuci bersih ayam, merebus telur sambil menyiapkan bumbu, setelah itu mencuci muka, berganti pakaian, dan tidur. Pukul 2.30, ia bangun dan mulai memasak. Lalu, ia pergi ke pos kamling pada pukul 5.40, memasang gerai dan menata dagangannya. Ia akan pulang ke rumahnya pukul 9.00 setelah membenahi kembali gerainya dan menyapu jalan tempatnya berjualan. Selain saat berdagang dan belanja ke pasar, Simbok selalu berada di dalam rumahnya dan hanya sesekali terlihat saat menyapu di teras.
Apa saja kegiatan Simbok di rumahnya? Biasanya, ia akan menghabiskan waktunya menonton televisi di sofa sampai ketiduran. Atau lebih tepatnya, tiduran di sofa dengan televisi menyala. Tapi, tiga bulan lalu ia mulai terobsesi dengan drama Korea setelah berkenalan dengan seorang mahasiswa yang tinggal di kosan sebrang rumahnya. Sejak saat itu, waktu bersantainya pun jadi terasa lebih hidup dan mendebarkan. Ia bahkan membeli sebuah laptop untuk mendukung hobi barunya. Mahasiswa itu yang juga membantu memilihkannya.
Drama Korea pertama Simbok adalah The Heirs, dan ia segera jatuh hati pada Lee Min-ho karenanya. Baru-baru ini, ia mengubah meja konsul di dalam kamarnya menjadi altar berisi foto-foto aktor muda tampan itu. Sudah ada lima judul drama Korea yang ia selesaikan. Minggu ini, ia sedang dalam proses menonton yang keenam, drama berjudul Goblin.
Drama Korea jelas berpengaruh pada kesejahterasaan batinnya. Khususnya hari ini, mood Simbok yang baik membuat ia memberi ekstra ayam pada setiap orang yang belanja sebanyak sepuluh ribu. Mereka mungkin bisa menyisihkan sebagian lauknya untuk makan siang. Jualannya pun habis sebelum pukul 8.30. Tapi, saat Simbok sedang berbenah, seorang perempuan paro baya datang. Seketika mata mereka bertemu, Simbok membeku dan di wajahnya muncul kengerian.
Tatapan perempuan paro baya itu kejam, dan caciannya untuk Simbok seperti udara dingin yang menusuk. Simbok masih hanya diam seperti orang yang nyawanya menghilang, tapi keributan yang perempuan paro baya itu buat menarik perhatian orang-orang di sekitar. Tak butuh waktu lama hingga orang-orang mulai berkumpul untuk menonton mereka.
Ada yang berusaha menghentikan perempuan tak dikenal itu, tak tega melihat Simbok yang tubuhnya seperti tiba-tiba menyusut menyedihkan. Tapi, pada akhirnya mereka tak bisa berbuat apa-apa.
“Kalian harus tahu dari siapa kalian membeli sarapan kalian! Dia pembunuh! Dia membunuh anak dan suaminya sendiri!”
Pengumuman mengejutkan itu mengubah suasana menjadi canggung. Keheningan mencekam pun perlahan menelusup. Kini semua mata tertuju pada Simbok. Ada yang menatapnya takut dan curiga, tapi ada juga yang hanya ingin tahu. Mungkin tak ingin cepat-cepat menghakimi.
Simbok masih bungkam, tapi matanya yang beberapa detik lalu tanpa kehidupan tiba-tiba berkilat ngeri, diikuti dengan sebuah senyum aneh yang muncul di wajahnya. Pemandangan yang membuat bulu kuduk berdiri dan membawa keresahan di hati.
“Kau pikir kau bisa hidup damai dan memulai kembali? Apa yang membuatmu berpikir kau pantas?” Suara tajam perempuan itu yang akhirnya memecah keheningan. Ia tampaknya belum puas meluapkan perasaannya dan tak menunjukan tanda-tanda akan segera berhenti. Tapi, seseorang yang bukan penduduk setempat menyelinap di antara kerumunan dan menariknya pergi. Tentu saja perempuan itu berontak. Sekuat tenaga ia mencoba melepaskan diri sambil tak henti-hentinya meneriaki lelaki yang menyeretnya.
Sepuluh menit kemudian, dua orang asing itu pergi, meninggalkan warga dengan mulut ternganga. Sementara itu, Simbok mulai kembali pada pekerjaannya yang tertunda. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya, serta tak sekalipun ia membalas tatapan ingin tahu orang-orang. Ia bersikap seolah tak ada yang terjadi. Tapi, keesokan harinya Simbok tak muncul untuk berjualan. Pun di hari berikutnya dan berikutnya. Di belakang Simbok, tak hanya keributan tempo hari yang jadi topik pembicaraan, tapi rumor mengenai dirinya yang ternyata mantan narapidana pun mulai menyebar seperti wabah.
Rupanya, bertahun-tahun lalu ia sungguh membunuh dua anaknya yang masih balita. Simbok tak membunuh suaminya seperti yang dikatakan perempuan itu, tapi suaminya mati bunuh diri. Simbok membayar kejahatannya di dalam penjara dalam waktu lama. Lima tahun lalu, ia akhirnya bebas. Meski begitu, dendam masa lalu tak mau melepas ia begitu saja. Perempuan yang tempo hari datang adalah adik suaminya, orang yang tak akan pernah memaafkannya.
Menurut desas-desus, Simbok kehilangan akal setelah mengetahui suaminya selingkuh. Ia lantas membunuh anak-anaknya untuk menghukum suaminya. Ia sudah mencoba bunuh diri untuk menyusul anak-anaknya, tapi gagal. Gosip lain mengatakan, Simbok bergabung dengan sebuah sekte sesat yang memuja setan, dan ia memberikan anak-anaknya sebagai persembahan. Gosip lainnya, kehidupan sebagai ibu rumah tangga yang mendorong Simbok pada kegilaan. Apa pun alasannya, membunuh anak sendiri tetap keji. Simbok bukannya tak mengetahui itu. Hanya saja, keseruan drama Korea yang dua bulan belakangan menghiburnya membuat ia lupa akan siapa dirinya.
Tapi, di dalam kegelapan kamarnya yang sudah beberapa hari ini tak ia tinggalkan, ia kembali ingat. Apa yang dulu terjadi bermain di dalam kepalanya seperti film yang pemeran utamanya adalah dirinya. Sambil menonton dirinya sendiri, Simbok menatap wajah Lee Min-ho di altar, yang ketampanannya telah menghipnotis dan menjadikannya tak tahu malu. Simbok pun bangkit dan berjalan mendekati altar. Setelah tersenyum pada Lee Min-ho, ia membuka lemari pakaian dan mengambil sebuah kain. Ia lantas menarik kursi, mengikat salah satu ujung kain pada pipa gantung bekas menghubungkan kipas angin ke plafon, lalu mengikatkan ujung lainnya sehingga membentuk celah yang cukup untuk kepalanya masuk.
Ia berpikir, apa yang selanjutnya mesti ia lakukan? Mungkin sudah saatnya ia pindah tempat tinggal lagi sebagaimana yang biasa ia lakukan setiap kali ia ditemukan oleh mantan adik iparnya. Tapi, orang sepertinya memang tak pantas memulai kehidupan baru. Kalau begitu, daripada susah payah melarikan diri, bukankah lebih baik sekalian saja ia pergi meninggalkan dunia?
Dari sudut matanya, Simbok bisa melihat senyum Lee Min-ho yang memesona. Dengan senyum di wajah, ia pun menendang kursi tempatnya berpijak.
Sakit yang tak tertahankan membuat tangan Simbok susah payah mencari pegangan untuk hidup. Sudah jadi insting manusia untuk menyelamatkan diri saat berhadapan dengan kematian sekalipun itu adalah pilihannya sendiri. Tapi, ia sudah kepalang menyebrangi jembatan maut. Ia tak bisa kembali.
Tok. Tok. Tok.
“Mbok?” Di tengah pergulatannya dengan maut, tiba-tiba Simbok mendengar pintu rumahnya diketuk. Ia masih dapat mengenali suara yang memanggilnya itu. Itu milik mahasiswa yang mengenalkannya drama Korea. Mungkin ia datang untuk memberikan drama baru.
Tok. Tok.
“Simbok? Mbok ada di dalam?”
Simbok mulai merasa seolah ia sedang melayang, dan suara di depan rumahnya terdengar makin jauh. Saat Simbok merasa tubuhnya makin ringan dan yakin ia sudah sampai pada kematian, tiba-tiba ia terlempar ke lantai.
BUK!
Kain yang menggantungnya terlepas dari pipa, mengalirkan udara ke dalam dadanya yang beberapa detik lalu hampir meledak.
Simbok yang terkulai di lantai dengan nafas tersengal dan batuk di sela-selanya, terlalu lemah untuk dapat menjawab. Air mengalir dari sudut matanya dan perasaan malu menyeruak di dalam hatinya. Diam-diam ia bersyukur telah gagal mati.
Raudika penyuka genre boys love dan mimpinya adalah nulis a heart-fluttering romance. Tapi, ia menyadari nulis romance ngga semudah yang dibayangkan. Waktu SD dulu, ia mulai nulis karena pengen bikin film. Sekarang, ia menulis untuk menyalurkan kreativitasnya dan healing. She likes watching sport and is currently obsessed with the baseball two-way star, Shohei Ohtani. You can also find her in her personal blog where she usually write about whatever she wants: https://rau-lestari.medium.com/
***
Terima kasih sudah membaca sampai habis. Website ini jalan dengan sumbangan. Jika kamu suka yang kamu baca dan ingin mendukung penulisnya atau website ini silahkan di share. Jika kamu ingin membantu patungan bayar domain dan server website ini, silahkan klik tombol traktir kopi di bawah ini.
Nama pelaku pelecehan yang disidang massa twitter hari ini, 1 Februari, adalah Hasan Yahya A (@_haye_)
Hari ini seorang pelaku pelecehan seksual verbal di twitter dihakimi massa twitter lewat space: digadang, dimaki, dan dihina habis-habisan, setelah ia melecehkan seorang perempuan yang ikut diskusi di Space Twitter di malam sebelumnya. Diskusi yang diikuti adalah tentang ekspedisi, pembuatan film dokumenter, dan aktivisme lingkungan, diadakan oleh orang-orang yang sudah terkenal kritis terhadap rezim, para whistle-blower yang dianggap pahlawan oleh banyak orang. Si peleceh juga adalah orang yang cukup aktif membahas politik dan ia punya lebih dari 20 ribu follower sebagai veteran perang cuitan.
Ada masa ketika perang cuitan butuh konsentrasi luar biasa, dari kecepatan jari, logika berpikir, dan ketajaman kata makian. Dan si peleceh ini nampaknya adalah Lord of War untuk kata-kata tidak senonoh. Ia tidak punya katup untuk mengendalikan libido dan khayalan joroknya di jagad maya, dan ia pikir semua orang adalah penonton film porno. Rekam jejaknya dalam merendahkan perempuan sudah panjang, tapi kali ini, di tengah kampanye pembelaan sebuah grup aktivis kritis atas misi ekspedisi mereka, si peleceh masuk dan bikin hancur imaji yang sudah rusak.
Ada pola yang terlihat jelas dalam kasus pelecehan seksual yang melibatkan kelompok politis. Awalnya fokus ke korban, lama-kelamaan akan dibawa menjadi wacana untuk menjatuhkan wacana politik. Dalam kasus Sitok Srengenge dulu, korban cuma jadi pintu masuk untuk merangsek komunitas Salihara dan Gunawan Mohammad. Suara pembelaan dan pendampingan lama-lama hilang dalam makian dan tuduhan-tuduhan kepada komunitas/institusi yang membawahi si pelaku kekerasan seksual.
Begitupun dalam banyak kasus-kasus lain. Hari ini, peleceh itu mungkin tak akan diadili sedemikian rupa kalau ia bukan bagian dari grup ekspedisi dan berceloteh di situ. Grup yang sejak minggu lalu ‘bacot-bacotan’ di twitter tentang betapa rendah mereka memberi value pada relawan dan betapa kaya nya salah satu dari mereka–konon si peleceh adalah salah satu board dari production house yang hari-hari ini jadi salah satu yang paling produktif dan jadi bagian proyek ekspedisi. Maka ketika kasus pelecehan di twitter ini meledak tadi pagi, makin hancur pula lah reputasi ‘circle’ proyek ekspedisi ini. Banyak korban-korban si peleceh mengambil momentum buat angkat suara, untuk mendukung korban terbaru. Dan ini menyediihkan.
Menyediihkan karena perlu momentum besar hingga pengadilan rakyat net ini bisa terjadi. Perlu proyek besar yang hendak digagalkan biar suara-suara terbungkam jadi keluar, padahal seharusnya satu kasus saja cukup untuk menghukum si peleceh ini. Salah satu keluhan paling menohok secara politik adalah dari Kalis Mardiasih, si mbak feminis muslimah muda favorit saya, yang menjabarkan betapa aktivisme perempuan selalu disuruh mengalah dan ditinggalkan, dibanding aktivisme-aktivisme lain. Hasilnya, lelaki-lelaki hipermaskulin yang tidak bisa mengendalikan congornya (dan anunya) ini membuat gagal proyek kawan-kawannya yang bisa jadi tulus. Menyedihkan sekali bahwa belum sampai kuartal pertama 2022, sebuah film peraih citra, dan sebuah rencana ekspedisi untuk menyelamatkan alam ternoda sampai bau sangit gara-gara satu orang. Dan seandainya misi gerakan perempuan tidak dikesampingkan, orang-orang ini takkan punya congor dan keberanian untuk melecehkan, korban bisa diminimalisir.
Ada orang-orang yang bilang,”Ini konspirasi untuk menggagalkan proyek kritis, ini semua permainan politik.”
Untuk orang-orang semacam ini saya mau bilang dengan tenang: taik lo.
Ini memang politis, tapi jangan mengkhayal ada sebuah kekuatan besar tak terlihat macam Pasukan Mawar atau BIN yang membuat sebuah konspirasi untuk membuat skandal dan menjatuhkan nama filmmaker/aktivis ini. Ini politis karena gerakan aktivismenya membunuh dirinya sendiri ketika dominasi laki-laki dan bahasa patriarki terus menerus digunakan sebagai narasi utama. Jadi tidak perlu rezim atau intel untuk bikin proyek aktivisme terliihat sangat MUNAFIK. Cukup dengan percaya sama teman tanpa recheck dan tanpa memiliki SOP mitigasi kalau kasus seperti ini terkuak.
Politis di sini personal dan kolektif karena kasus pelecehan seksual sudah sebegitu mengkhawatirkannya hingga satu kasus saja jadi publik, banyak orang akan kesentil. Apalagi kalau kasus yang jadi publik itu dilakukan oleh seorang selebtwit yang mengaku intelektual dan sering bicara buku dan referensi. Maka belajar dari masa lalu, tidak ada salahnya mengambil momentum, tapi kita harus terus fokus pada tindakan pelecehan dan penanganan korban. Jangan sampai momentum yang diambil ini kembali menjadi ajang untuk, “tutup proyeknya, bubarkan PH-nya, cancel filmnya, hancurkan, bakar.” Sebuah proyek atau kantor yang menghidupi banyak orang, yang mengorbankan banyak hal untuk bisa survive dan membantu orang lain, ingin diluluh lantahkan karena ulah satu orang.
Sementara dalam kemarahan dan kekalapan itu, korban ditinggalkan di belakang.
Jangan jahat. Jadilah manusiawi.
Tabik!
P.S.: Semoga semua institusi belajar untuk membuat SOP mitigasi ketika ada anggota mereka yang terlibat kasus seperti ini, jadi tidak menunda-nunda tindakan atau melakukan pembelaan-pembelaan tidak perlu. Konsolidasi dan cancel secepatnya orang itu sebelum jadi cancer buat orang banyak.
Website ini jalan dengan sumbangan. Kalau kamu suka apa yang kamu baca, boleh traktir penulisnya kopi dengan menekan tombol di bawah ini:
Selama hidup, Adam Sujanna adalah seorang mafia di tahun 80an. Ia menemukan tujuan hidupnya ini sejak umurnya 4 tahun dan suka menyiksa kucing. Di internet hari ini, haram hukumnya untuk bicara soal penyiksaan kucing, jadi metode penyiksaan kucing Adam Sujanna baiknya tidak diungkapkan di cerita ini.
Lebih menyenangkan, buat kalian yang suka film Gory, adalah cara Adm Sujanna untuk menyiksa orang dengan berbagai cara. Salah satu kitab utama, manual cara menyiksa orang adalah komik Siksa Neraka yang dibelikan orang tuanya ketika umur Adam 10 tahun dan ia sekolah di Madrasah. Adam mulai belajar untuk menyilet wajah teman sekelasnya, atau menusuk pantat teman sekelas yang lain dengan sapu karena kawannya itu feminin, sambil menuduh-nuduh si kawan sebagai kaum nabi Luth yang pezina dan homoseksual.
Adam Sujanna merawat komik siksa neraka dengan baik, karena komik itu membuat dia jadi punya karir. Kelas 2 SMP, Adam Sujanna selalu pamit sekolah tiap pagi kepada orang tuanya. Tapi ia tidak ke sekolah. Ia main di pasar dan nongkrong dengan Hendrik, tetangganya yang jadi preman/tukang parkir di sana. Hendrik tidak keberatan karena Adam bisa jadi asistennya untuk meminta setoran pada pedagang, dan Adam tidak takut berkelahi. Ia pernah memukul sampai babak belur seorang ibu tukang sayur yang tak mau bayar.
Karir Adam Sujanna meningkat pesat ketika Jimmy, seorang mafia yang punya toko emas di pasar itu melihat Adam berkelahi dengan tiga orang preman lain–salah satunya Hendrik yang mulai gagal menyuruh Adam ini-itu. Adam tanpa ragu melempar Hendrik dari lantai 2 hingga mantan bosnya itu harus dirawat dua bulan dirumah sakit karena rusuk patah dan kepala hampir pecah.
Jimmy Chen adalah salah seorang anggota triad di daerah Gajah Mada. Keluarganya punya jaringan diskotik, trafficking perempuan internasional, dan tentunya narkoba. Bisnis halal keluarganya adalah toko emas, toko elektronik, dan toko sparepart mobil. Kesemua toko untuk cuci uang atau menyeledupkan orang atau Narkoba. Pertama kali melihat Adam Sujanna, umur Jimmy baru 28 tahun, sedang Adam 16 tahun. Tanpa ragu, Jimmy mengajak Adam masuk ke lingkaran triadnya, sebagai tukang pukul. Jimmy memberikan Adam kamar di rumah keluarganya, juga memberikannya baju dan uang saku. Jimmy butuh anak semuda Adam untuk bisa masuk ke sarang musuh tanpa dicurigai. Adam Sujanna berkulit sawo matang, dengan tulang pipi menonjol dan senyum yang lebar, tidak akan pernah dikira orang gila yang sadis.
Maka ketika orang melihat cara Adam bekerja, orang langsung tahu bahwa dia gila dan sadis. Pada Perang gangster besar antara Triad China vs Ambon vs Medan di Pasar Baru tahun 1982, Adam yang cuma bersenjatakan pisau dapur kecil menggorok banyak sekali orang. Di tahun itu, Adam yang berumur 22 tahun, sudah menggorok 70an orang. Tidak ada yang tahu seperti apa wajah Adam karena tak ada yang sempat melihatnya ketika ia bekerja. Semua orang cuma tahu, dia adalah suruhan koh Jimmy, pemimpin muda Triad.
Sebagai anggota Triad, Adam harus mau ditatto. Maka di ulang tahun ke 23, setelah Triad memenangkan perang gangster dan membuat sungai pasar baru menjadi merah pekat, Adam dilantik menjadi salah seorang boss. Ia meminta Tato harimau di tangan kanan dan naga di tangan kiri, sementara di dadanya, ia minta dibuatkan tato tikus yang melubangi jantungnya cuma buat bilang bahwa ia sudah tidak punya hati. Oh, dan shionyantikus.
Sayangnya, Adam mati ditembak bulan Agustus 1983, karena tatonya. Keresahan karena preman membuat pemerintah dan polisi mengurangi jumlah populasi preman, dengan menembak siapapun orang bertato di jalanan.
Adam ditembak ketika sedang pipis di sebuah gang di Kota, di sebuah sore ketika ia menunggu Azizah, pelacur Uzbekistan yang ingin ia kawini, untuk bangun dan bekerja. Azizah menemukan Adam sekarat di depan pintu belakang gedung diskotik tempat ia tinggal, membalik kepala Adam dengan kakinya, lalu menendangnya dan meludahi laki-laki kasar yang selalu memperkosanya hampir tiap malam, memintanya terus melawan dan tidak boleh diam, tapi begitu melawan ia dipukul, tidak melawan pun ia dipukul.
“Lu tahu di neraka pelacur diapain? Pelacur itu ditusuk pake besi panas dari memek sampe keluar di mulutnya.” Kata Adam sambil memasukan sebuah pentungan besi ke vagina Azizah yang sudah meringis dan menangis dan berteriak kesakitan.
Itu satu dari banyak siksaan Adam pada Azizah. Maka melihat Adam sekarat, Azizah mengambil sebuah batu semen dekat situ dan mulai memukul kepala Adam berkali-kali, lalu menginjaknya lagi, dan meludahinya. Di situ, Adam Sujanna yang legendaris mati, bukan karena peluru panas polisi, tapi karena kaki pelacur.
*
Adam bangun di sebuah kamar mewah, yang pernah ia lihat di film-film gangster Hollywood. Ia bangun dalam pakaian tidur dari sutra, dan menemukan di sebelah tempat tidurnya sudah ada minuman berbagai macam dari jus jeruk sampai minuman-minuman mahal beralkohol. Adam berpikir apakah ini mimpi.
Ia minum beberapa gelas cognac terenak yang pernah ia rasakan. Makan roti croissant yang begitu nikmat, dan ia mandi air panas di kamar mandi yang besar dan mewah berjacuzzi. Nikmat sekali. Apa ia ada di surga? Pikirnya.
Setelah mandi ia memilih pakaian di sebuah kamar ganti dengan lemari sangat besar berisi segala jenis pakaian mewah, setelan jas, sepatu-sepatu kulit. Ia ambil setrlan jas warna putih, seperti Al Pacino di film Scarface, pikirnya.
Ia keluar dari kamar itu dan menemukan sebuah lorong besar. Di sana Koh Jimmy berdiri menantinya.
“Yok kerja, Dam.” Kata Jimmy Chen. Adam jelas heran. “Lu tahu lu dimana?”
“Ini di surga ya?” Katanya setengah bercanda.
Jimmy tersenyum. “Kebalik. Ini di neraka. Dan gua asistenlu. Gue jadi Jimmy biar kita kerja akrab aja.”
Jimmy membawa Adam berjalan di lorong dan berhenti di sebuah pintu.
“Lu masuk, terus kerjain yang biasa lu kerjain. Kalo udah selesai, nanti pintu kebuka sendiri. Lu tahu kapan lu selesai. “
Jimmy membuka pintu dan Adam masuk ke dalam. Di dalam pintu ada banyak orang yang terikat sambil berdiri, ada juga yang terbalik, dan di samping setiap mereka ada alat-alat penyiksaan. Di ujung ruangan ia melihat orang yang ia kenal diikat juga, Azizah si pelacur. Ia tertawa.
Azizah kaget melihat Adam.
“Ya, Allah! Astaghfirullah. Kenapa aku di sini! Kenapa engkau sangat tidak adil ya Allah. Adam.. Mas Adam… Ampun… Kenapa mimpi buruk ini? “
Adam mengambil batangan besi dan membakarnya. Azizah berteriak keras sambil meraung-raung.
Tuhan tak kenal keadilan, itu konsep manusia. Tuhan di cerita ini lebih parah. Tuhan di cerita ini nurut pada netizen yang request cerita di instagram, tentang surga yang adalah neraka. Maka buat Azizah dan semua orang yang akan disiksa oleh malaikat baru bernama Adam Sujanna, kalian bisa salahkan Vifick Bolang, fotografer dengan ide gila. Selamat menikmati neraka surgawi kalian.
***
Website ini berjalan dengan donasi, tidak ada iklan pop up yang akan ganggu kalian. Jika kalian suka dengan tulisan di sini, traktir yang nulis kopi hari ini biar dia bisa tetap nulis sampai mati tanpa intervensi dan di neraka nanti dia jadi juru tulis biografi para pendosa. Klik tombol di bawah untuk traktir kopi, atau scan buat traktir gopay. Makasih udah baca sampe habis.