Ia sudah lupa untuk pamit
pada kedua orang tuanya
karena terlalu sering pergi
katanya membela negara
Dari negara
Itu 17 tahun yang lalu, ingat emaknya
hari ini dialah negara, pahlawan berjasa
Mantan demonstran, turunkan penguasa
dulu bela negara, kini petugas negara
Dulu Ia kasar dan beringas
ia bilang, ia juga heran kenapa
ia bertahan tidak diculik, dibunuh,
atau ditembak, dibuang di selokan
padahal soal menghina, ia paling depan
Sementara kawan-kawan lain
yang seringkali lebih santun
tiba-tiba raib oleh intel dan tentara
Cuma karena kritik, puisi, dan gurauan mereka mati
Sementara ia, hidup hanya dengan mencaci-maki
Hari ini ia terpandang, buat undang-undang
mewakili entah siapa yang ia bilang ia wakili
Kawan-kawannya sudah lama pergi
ada yang mati, ada yang kembali
ke keluarga dan emak-bapaknya
menebus dosa karena bela negara
seringkali membuat durhaka
Sementara itu yang ada padanya
adalah pengepul dapur rumah tangga
beberapa seperti dirinya, bekas serigala lapar
yang kini menghamba jadi anjing rumahan
Bahkan sebagai anjingpun
pahlawan kita tetap durhaka,
tetap perkasa membela negaranya
dari mereka yang dulu ia bela
Negaranya, presidennya, menterinya
partainya dan proyek-proyeknya
melawan jutaan orang yang suaranya
serak dan santun meminta haknya
Kawanannya kembali ke kampung
terus bersama mereka yang dulu dibela
sejak mahasiswa sampai sudah kerja
karena hak asasi tak jua terbagi rata
Dan ia tetap pergi, tak mau pulang
katanya untuk membela negara
dari kebodohan rakyatnya
yang dulu ia bela
Washington DC, Februari 2016