Cinta, Perlawanan, Puisi

Australopithecus

Alam tidak kenal waktu,

Pembunuhan dimulai dari pagi buta

Karena ada yang lapar dan butuh bertahan

Dan ada yang lemah menjadi makanan

Sementara itu, cinta kumaknai
Seperti pembunuhan alami
Terhadap yang kini asing
Atau yang dulu hantu

Ayo, kita berburu
Sebelum matahari terlalu tinggi
Agar bisa meramu
Mangsa kita hari ini.

Dan kerinduan terobati
Ketika pulang nanti

Alam, Cinta, Puisi

Antara Tanah Liat dan Batu Kali

file yang terkubur, mungkin terjemahan atau sangat terpengaruh Rimbaud

Photo by cottonbro on Pexels.com

Cinta tidaklah memuaskan dirinya sendiri
atau mengasihi diri sendiri

Cinta memberikan ruang pada yang dicinta
& membuat surga dalam keputusasaan neraka
Keliatan tanah membentuk kemanusiaan
rela terbentuk dan hilang oleh alam

Cinta hanya ingin memuaskan dirinya sendiri
untuk mengikat orang lain demi kesenangan pribadi
bahagia atas keterbatasan yang dicintai
dan membangun neraka atas nama surga

Kekerasan tersapu air dan menjadi bercahaya
licin, menjebak, dan membawa kekerasan
kita adalah daun yang terbawa di antara
Tanah liat dan batu kali

Depok, 5 Juli, 2008


Terima kasih telah membaca puisi ini. Kalau kamu suka dengan yang kamu baca, traktir saya kopi dengan menekan tombol berikut ini:

Alam, Film, Kurasi/Kritik, Puisi, Uncategorized

Kehangatan Musim Dingin: Semua Berkat Ubi

Sebuah film dokumenter non naratif yang sangat indah menurut saya. Diambil dengan ketenangan, kamera diam tanpa gerakan, setiap frame bagai lukisan.

Karena seringkali, gerakan kamera tidak diperlukan untuk situasi yang sudah indah. Videografer mengambil momen dan membingkai kenyataan, memberikan perasaan hangat kepada penonton, itu sudah cukup bermakna–tanpa argumen, tanpa statement. Hanya rasa.

Dan kekuatan seorang perempuan sangat saya rasakan di video ini. Terlepas apakah perempuan di video ini adalah model atau bukan, ketiadaan lelaki di video ini, membuat keindahan yang luar biasa dalam menggambarkan independensi perempuan.

Menonton film ini adalah sebuah terapi.

Alam, Eksistensialisme, Perlawanan, Puisi

Homunculus

Source: http://tamrielvault.com/group/character-building/forum/topics/character-build-the-hermit
Source: http://tamrielvault.com/group/character-building/forum/topics/character-build-the-hermit

Seorang tua dan anak kecil
Tinggal di belantara pikiranku

Si orang tua penuh bijak dan menganggap
Dirinya tiada

Si anak kecil penuh cinta dan menganggap
Dirinya segala

Si orang tua bersemedi di pohon nan tinggi
Si anak kecil bermain di rimba nan buas

Si orang tua menguasai hari terang
Si anak kecil menguasai hari gelap

Terkadang mereka berseteru
Hutan terbakar jadi debu menderu
Dalam kacau mereka berseru:
Biarkan aku jadi aku!

Tapi terkadang mereka bergandengan
Seperti magrib dan subuh yang meremang
Si muda diangkat, ditimang-timang
Si tua menjingkat, tersenyum senang

Dan begitulah belantaraku
Jinak dan buas, haus dan puas
Lembut dan keras, dingin dan panas
Baik dan jahat, lepas dan lekat

Semua paradoks belantaraku
Tak pernah ia kering
Tak pernah ia habis
Walau selalu terkikis